Rabu, 04 Juni 2014

Produksi Siaran TV Fikom Untar : Kisah Pengamen Unik dengan Sejuta Mimpi

Diposting oleh Unknown di 22.01
Haiiiii, sudah lama ga posting di blog, maklum lah sibuk ahaha

Di postingan ini aku akan mempersembahkan salah satu karya tugas kuliahku yang paling aku suka!
Cerita sedikit yaaah, aku dapet tugas untuk membuat film pendek tentang pekerjaan unik. Aku dan kelompok yang anggotanya perempuan semua (Dian, Yohanna, Meliana dan Mega) berpikir keras pekerjaan seperti apa yang mau kita angkat. Pada suatu hari dimana aku sedang berjalan dari kost menuju kampus, aku melihat sosok bapak - bapak yang tua renta dengan berbagai macam pernak pernik aneh di topinya dan baju lusuh sedang mengamen di sebuah warung kopi. Yang terlintas dipikiranku adalah "ini pasti orang gila". Bukan tanpa sebab aku berpikir demikian, ketika lewat saja bau badan yang mungkin tidak mandi beberapa hari itu tercium menusuk hidung. Ditambah ia mengendarai sepedah yang juga ia tempeli dengan kertas - kertas dan mainan rusak. Ia bermain harmonika sambil sesekali bertepuk tangan. Aku hanya memperhatikan sekilas dan jalan begitu saja.

Ketika aku masih terus berjalan, si bapak tua itu lewat dengan sepedahnya dan berhenti di rumah makan padang di depanku. Karena terus memikirkan tugas itu, langkah ku terhenti untuk memperhatikan sejenak. "Pak, itu orang gila apa pengamen yah?" tanya ku kepada salah satu warga sekitar yang juga memperhatikan si bapak yang aneh itu. "Sepertinya waras neng, dia ngamen kok," jawabnya.

Aku kumpulkan keberanian untuk memanggil si bapak itu. Aku menjelaskan maksud tujuan ku untuk shooting film pendek dan aku ingin dia menjadi sosok yang diangkat. Ketika aku berbicara dengan bapak itu, aku melirik beberapa warga sekitar yang memperhatikannya sedari tadi menertawakan aku yang mau berbincang dengan bapak itu. Biar saja, aku tidak peduli. Aku berkenalan dengan bapak Lauren, nama yang ia akui adalah nama aslinya.

Aku menceritakan hal baik ini kepada teman - teman ku dan mereka setuju untuk mengangkat kisah Pak Lauren. Ketika shooting, Pak Lauren selalu bertanya kepada kami mahasiswi, bagaimana caranya untuk mengangkat nilai rupiah untuk minimal setara dengan dollar singapura. Tentu saja kami kaget dengan topik perbincangan yang aku rasa bukan topik yang biasa bagi seorang pengamen sepertinya. Ia merasa Indonesia adalah negri kaya yang tidak kalah dengan negara tetangga. Ia juga bercerita bagaimana cita - citanya waktu kecil yang ingin membuat roket dan terbang keluar angkasa. Obrolan kami siang itu menjelaskan mengapa di topi dan sepedahnya banyak pernak pernik mainan roket luar angkasa.

Setelah shooting dijalanan, kami lanjut untuk pergi mengunjungi rumah Pak Lauren. Memasuki gang - gang kecil yang padat penduduk, banyak tetangga yang memperhatikan kami yang terlihat mencolok dengan banyaknya kamera ditangan. Akhirnya kami sampai didepan sebuah pintu kayu seadanya yang membawa kami ke lorong sempit yang hanya bisa dilewati satu orang. Lorong tersebut dipenuhi sampah dengan bau yang menyengat. Sebuah tempat tidur kayu dengan ukuran sekitar 1,5 x 1,5 meter dan tiang - tiang kayu yang hanya ditancapkan seadanya untuk menyanggah seng diatasnya, Pak Lauren menyebutnya rumah. Sungguh hati kami pilu melihatnya. Di sebuah kota besar seperti Jakarta dengan gedung - gedung pencakar langitnya masih ada orang yang hidup dengan keadaan seperti ini. Salah satu teman kami keluar dari rumah Pak Lauren ketika kami sedang shooting karena tidak tahan dengan bau dan nyamuk didalam rumah itu.

Bukan pekerjaan mengamen yang membuat Pak Ahmad Richard Lauren Azhari menjadi unik. Tetapi caranya melakukan pekerjaan tersebut untuk meraup rupiah demi rupiah. Ia mendadani dirinya dengan unik sekaligus menunjukan kepada semua orang tentang cita - citanya. Meski dengan segala kekurangannya, ia terus bermimpi melalui lagu - lagu dan sajak yang ia buat sendiri. Bukan keputusasaan, melainkan keceriaan hati untuk berkeliling dari satu kota menuju kota lain dengan sepedahnya. Hal tersebut ia lakukan untuk meneruskan cita - citanya. Maka film kami berjudul "Ingin ku sebrangi lautan meski dengan sepedah"

Here we go! Film yang sudah kami upload ke youtube dengan resolusi yang sangat kecil jadi gambarnya ga bagus >.< aslinya sudah kami kumpulkan melalui keping DVD.


0 komentar:

 

Family, Friends, Love, My life :) Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos