Kamis, 24 Oktober 2013

Contoh Penulisan Feature Jurnalistik

Diposting oleh Unknown di 19.04
Alasan Untuk Bersyukur Bagi Angga
Oleh : Ficca Marsella - 915110193




T
anpa keluh kesah bocah SD ini bekerja sebagai joki kuda wisata setiap pulang sekolah hingga petang menjelang. Sebut saja Angga, anak yang kini berusia 12 tahun itu sudah mencari nafkah sejak duduk dikelas 1 SD. Setiap hari selepas bersekolah, Angga membawa kudanya untuk berkeliling disekitar villa di Cimacan, Puncak Bogor.


Kuda yang biasa menemani Angga bukanlah miliknya sendiri. Angga harus berjalan sejauh tiga kilometer untuk menjemput kuda tersebut pada pengempunya. Diusianya yang masih tergolong anak – anak, Angga mampu menunggangi kuda – kuda itu dengan sangat mahir. Menurutnya, kuda – kuda tersebut sudah jinak dan mengenalnya dengan baik.
Angga hanya mematok tarif Rp 20.000,- untuk menunggangi kuda yang diberi nama Isabela itu. Selama 30 menit ia membawa pelanggannya untuk berkeliling dikebun teh Puncak yang sangat indah pemandangannya dan sejuk udaranya.  Biasanya dalam sehari Angga mendapatkan 2 orang pelanggan, namun terkadang ia tidak mendapatkan pelanggan sama sekali. Jika tidak mendapatkan pelanggan, ia harus pulang dengan tangan kosong. Walaupun demikian ia tetap bersyukur dan berharap esok hari akan mendapatkan rezeki yang lebih baik lagi.
Selama empat tahun menjadi joki kuda wisata, resiko tidak pernah lepas dari pekerjaannya. Angga pernah digigit bahkan diinjak oleh kuda yang menjadi mata pencahariannya itu. “Ya gak apa – apa, paling hanya diusap – usap saja,” kata Angga. Dengan postur tubuhnya yang kecil, Angga beberapa kali terinjak oleh kudanya. Rasa sakit ataupun lelah yang Ia dapatkan terbayarkan ketika berhasil membawa sejumlah uang untuk ia serahkan kepada ibunya.
Angga adalah anak ke empat dari 5 bersaudara. Ditengah kesulitan ekonomi keluarga, Angga membantu mencari nafkah semampunya. Pendapatan ayah yang bekerja sebagai kuli bangungan dan Ibu sebagai penyabit rumput divilla tidak pernah mencukupi biaya kehidupan sehari – hari mereka. Kakak – kakaknya sudah tidak lagi bersekolah. Hanya Angga dan seorang adik bernama Rini yang masih bersekolah. Sekarang Rini tengah duduk dikelas 5 SD.
Ipang, kakak sulung Angga, hanya bekerja membantu ibunya sebagai penyabit rumput. Sedangkan kedua kakak perempuannya Tia dan Santri membantu memasak dan mencuci dirumah. Adik bungsu, Rini tidaklah bekerja.
Angga tidak pernah merasa iri hati ketika melihat teman – temannya bermain sepulang sekolah. Seringkali ia hanya bisa menelan ludah dan mengusap dada ketika melihat teman – temannya membeli jajanan tetapi ia tidak bisa. Ia harus bekerja dan mencari uang. Seluruh uang hasil menjadi joki kuda wisata ia serahkan kepada ibunya. “Uangnya saya kasih Ibu buat beli makan sehari – hari, buat biaya sekolah saya sama adik juga,” ujar Angga dengan lapang dada.
Ketika senja pun datang dan menggantikan sinar matahari pagi, Angga pun menyelesaikan pekerjaannya ini. Walaupun keluarganya mengalami kesulitan ekonomi, Angga tidak pernah berpikir untuk meninggalkan sekolahnya. Setelah lelah dan letih bekerja, Angga tetap menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Ia tetap menyempatkan diri untuk belajar dengan giat pada malam harinya. Berharap dengan giat belajar, ia akan mendapat kehidupan keluarganya yang jauh lebih baik.
Kedua orangtua dan adiknya menjadi motivasi utama bagi Angga untuk terus giat belajar dan mencari nafkah disaat bersamaan. Ia tidak ingin putus sekolah seperti ketiga kakaknya. Ia juga berharap adik bungsunya dapat terus melanjutkan pendidikannya. Semangat inilah yang membuat Angga tetap ceria menjalankan kehidupan sehari – harinya sebagai joki kuda wisata.

Nasib Angga hanya segelintir potret kehidupan anak – anak “perkasa” yang mencari nafkah demi membantu keperluan ekonomi keluarganya. Cara berpikir mereka yang jauh lebih dewasa dibandingkan umur mereka menjadi pembelajaran bagi kita semua. Keinginan mereka untuk bermain selayaknya anak – anak tidak berbeda dengan yang lain, hanya nasib yang belum mengijinkan. Semoga Angga dapat menggapai cita – citanya. Terima kasih Angga, kisahmu menjadi inspirasi bagi kita semua.

0 komentar:

 

Family, Friends, Love, My life :) Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos