Lampion, Waisak, Jogjakarta by Ficca |
Perayaan waisak di candi Borobudur, Jogjakarta yang jatuh pada tanggal 14-15 Mei 2014 menjadi sorotan wisatawan dari seluruh dunia. Ribuan lampion siap diterbangkan pada malam pergantian hari waisak yang menjadi perayaan umat agama Budha tersebut.
Momentum
seribu lampion di Borobudur menjadi incaran oleh 31 orang pecinta fotografi
dari FIKom Untar, I-focus. Acara ini dilaksanakan selama 5 hari sejak Selasa,13 Mei 2014. Hunting besar dengan tema “Let’s see our culture with our communication” juga
mengunjungi Pantai Parang Tritis, Gumuk Pasir, Kali Adem Merapi dan Malioboro.
Setelah
melalui 9 jam perjalanan kereta, rombongan langsung dibawa ke Pantai Parang
Tritis dan mengejar moment terbitnya matahari dari Jogjakarta. Perjalananpun
dilanjutkan ke tempat wisata Gumuk Pasir yang menghadirkan hamparan bukit pasir
yang luas.
Perjuangan
peserta untuk mengejar best moment di Borobudur tidaklah mudah. Peserta yang
telah sampai di Borobudur sejak pukul 7 malam menunggu hingga pukul 10 yang
disertai dengan turunnya hujan. Ternyata ada keterlambatan sehingga
diinformasikan bahwa gerbang akan dibuka pada pukul 12 malam. Ketika pukul 12
malam tiba, sempat terjadi masalah ketika rombongan yang telah memiliki
undangan memasuki kawasan candi tidak diijinkan masuk karena membludaknya
jumlah pengunjung wisata. Namun dengan komunikasi yang baik, akhirnya panitia
mengijinkan masuk.
Pelepasan
lampion baru dilakukan pada pukul 3 pagi yang sebelumnya diadakan ibadah
terlebih dahulu. Perjuangan menunggu itu terbayarkan ketika melihat ribuan
lampion yang diterbangkan menunjukan pesonanya. “Kesannya waktu melihat lampion
sangat menakjubkan karena baru pertama kali melihat secara langsung lampion
yang sangat banyak bertebaran dilangit. Indah banget ketika semuanya berkumpul
dilangit,” kata Dewi, salah satu peserta angkatan 2013.
Pada
hari kedua Ifocus mengunjungi Kali Adem Merapi dengan menaiki mobil Jip.
Rombongan dibawa untuk melihat sisa dari bencana gempa Merapi 2010. Peserta
mengunjungi museum mini yang menjadi saksi bisu terjadinya erupsi gunung yang
dijaga oleh Mbah Marijan itu. Disana juga terdapat batu alien yang bentuknya
menyerupai wajah manusia.
“Rencana
hunbes ke Jogja sebenarnya sudah lama, tapi baru kesampean tahun ini. Acaranya
sukses, seru berkat panitia yang lain juga,” tutup Andhika angkatan 2013 selaku
ketua pelaksana hunting besar Ifocus.
0 komentar:
Posting Komentar